Sabtu, 08 November 2008

Mengenal Jenis Kanker Rahim

Cukup banyak jenis kanker rahim, ada tiga jenis yang paling banyak menyerang wanita; kanker serviks (leher rahim), kanker ovarium (indung telur), dan kanker endometrium (badan rahim).

1. KANKER SERVIKS
Gejala
Terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak sembuh-sembuh.
Memang, tak semua keputihan pertanda ada kanker. Sebab, keputihan pun bisa karena ada rangsangan lain. Karena itu, kalau timbul keputihan abnormal sebaiknya periksa ke dokter, apakah itu kanker atau bukan. Gejala lain, terdapat perdarahan di luar siklus haid. Terutama perdarahan setelah berhubungan intim. Untuk memastikannya harus diperiksa dokter, karena perdarahan bisa juga terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon. Bila kanker sudah mencapai stadium 3 ke atas, maka akan terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis, tangan, dan sebagainya. Tapi, jika masih prakanker justru tak ada gejala.

Deteksi Dini
Bagi wanita yang telah berhubungan seks, lakukan pemeriksaan Pap's smear; mengambil getah serviks dari vagina yang akan diperiksa ahli patologi. Pap's smear bisa mendeteksi prakanker sampai kanker sehingga memungkinkan dilakukan pengobatan cepat dan tepat. Lakukan pemeriksaan secara berkala, setahun sekali selain d dokter di puskesmas pun bisa.

Pengobatan
Yang utama lewat operasi; sederhana, besar, khusus. Operasi sederhana dilakukan pada tingkat stadium awal, yang disebut dengan konisasi (pemotongan rahim seperti kerucut). Karena dalam stadium awal (prakanker) dari nol hingga 1A. Kanker masih berada di sel-sel selaput lendir. Operasi dilakukan bila pasien masih ingin hamil. Bila tak ingin hamil lagi akan dilakukan histerektomi simple (rahim diangkat semua). Tujuannya agar kanker tak kambuh lagi. Histerektomi radikal akan dilakukan bila kanker sudah stadium 1B sampai 2A/2B. Seluruh rahim diangkat berikut sepertiga vagina, serta penggantung rahim akan dipotong hingga sedekat mungkin dengan dinding panggul. Indung telur bisa diangkat atau tidak tergantung usia pasien. Bila masih haid, indung telur akan ditinggal.! Kendati vagina dipotong tak berarti tak bisa berhubungan seks,lo. Awalnya akan terasa tak enak karena vagina lebih pendek, tapi pada akhirnya akan terbiasa juga,kok.
Nah, bila kanker serviks sudah berada dalam stadium 2B ke atas, operasi tak lagi bisa dilakukan, melainkan dengan radiasi atau penyinaran. Sayangnya, penyinaran memiliki komplikasi; indung telur ikut mati terkena radiasi. Akibatnya hormon pun mati. Padahal hormon diperlukan untuk gairah seksual dan haid. Juga mencegah osteroporosis dan jantung. Komplikasi lainnya, dalam penyinaran bukan enggak mungkin terkena organ lain, semisal dubur dan saluran kencing. Terkadang terjadi luka bakar pada dubur dan terjadi diare atau perdarahan terus. Kalau terjadi demikian, maka dubur atau saluran kencing harus diangkat. Sebagai gantinya akan dibuatkan dubur atau saluran kencing baru lewat perut.
Bahkan, akibat penyinaran vagina pun menjadi kaku, sehingga penderita tak bisa berhubungan seks. Lain dengan operasi, kendati vagina diangkat sepertiganya tapi masih tetap bisa berhubungan seks.
Belum lagi bila ternyata tumor resisten terhadap penyinaran, sehingga berapa pun banyaknya penyinaran, tumornya tetap ada. Padahal komplikasi penyinaran sangat banyak. Itu sebabnya radiasi dilakukan bila tak ada pilihan lain. Pengobatan berikutnya, kemoterapi; dilakukan bila operasi dan radiasi tidak memungkinkan lagi. Semisal, dalam setahun sudah pernah diradiasi, sehingga tak mungkin dilakukan radiasi lagi karena dikhawatirkan terjadi komplikasi. Sayangnya, kemoterapi sangat mahal biayanya.

2. KANKER OVARIUM
Gejala
Perut terasa begah, kembung, tidak nyaman. Tapi gejala ini tidak spesifik. Bahkan, kebanyakan justru tak merasakan gejala apa-apa. Gejala selanjutnya perut membesar, terasa ada benjolan, nyeri panggul, gangguan BAB akibat penekanan pada saluran pencernaan dan saluran kencing. Bahkan pada keadaan yang lebih lanjut, dapat terjadi penimbunan cairan di rongga perut sampai mengalir ke rongga dada, sehingga perut tampak sangat membuncit. Terkadang disertai sesak napas. Kalau sudah demikian, biasanya sudah terlambat ditangani.

Deteksi Dini
Kerap terjadi keterlambatan deteksi akibat sulit mendeteksinya pada stadium dini. Karena lokasi ovarium berada di dalam rongga panggul, sehingga tak terlihat dari luar. Biasanya kanker ditemukan lewat pemeriksaan dalam. Bila ditemukan kista, maka akan di-USG, apakah terdapat tanda-tanda kanker atau tidak. Memang tak semua kista akan jadi kanker. Kista yang mengarah kanker biasanya berlokus-lokus atau bersekat-sekat. Juga dindingnya tebal & tidak teratur. Pemeriksaan lainnya, CT-Scan dan tumor marker (pertanda tumor) lewat pemeriksaan darah.

Pengobatan
Dilakukan operasi yang dilanjutkan dengan terapi. Komplikasinya, mual, muntah, atau rambut rontok. Kemoterapi tidak diberikan pada penderita stadium awal.

3. KANKER ENDOMETRIUM
Gejala
Terdapat perdarahan, terutama pada pasca menopause atau diluar masa haid. Juga bila haidnya sangat lama dan banyak. Karena dengan haid lama dan banyak, maka berarti endometriumnya semakin menebal, kan?

Deteksi Dini
Karena gejala awal berupa perdarahan, maka umumnya penderita lebih awal melakukan pemeriksaan sehingga sebagian besar penyakit ini diketahui pada stadium awal. Pemeriksaan USG dilakukan untuk melihat ketebalan dinding edometrium. Selanjutnya dilakukan kuretase. Cairannya akan dibawa ke patologi untuk dilihat apakah kanker atau bukan.

Pengobatan
Operasi yang dilanjutkan dengan radiasi atau kemoterapi.

Tidak ada komentar: