Sabtu, 08 November 2008

SINDENTOSCA

Drew, Sindentosca Kempompong , These R Fake

Drew band

BAGI pemirsa radio, belakangan pasti kian akrab dengan lirik-lirik lagu di atas. Ya, lirik-lirik tersebut adalah sebagian dari lirik lagu "Kepompong" milik Sindentosca, yang dalam tiga bulan terakhir cukup populer dalam ajang chart di sebuah stasiun radio. Bahkan, lewat request menggunakan SMS oleh pemirsa, lagu "Kepompong" selalu menempati urutan teratas sehingga cukup wajar jika lagu tersebut sering diputar dan mengakrabi telinga pemirsa.

Bisa disebut, dalam kondisi industri musik saat ini yang lebih banyak disesaki oleh lagu-lagu bertema "cinta melulu" dan bernuansa mellow, kehadiran lagu "Kepompong" seolah memberi warna baru. Lebih segar, orisinal, dan pantas jadi alternatif. Bukan saja liriknya yang unik, tetapi vokal penyanyinya punya warna tersendiri, khas Sindentosca. Siapa Sindentosca?

Sindentosca adalah nama lain dari seorang solois bernama Jalu Hikmat Fitriadi. Bisa disebut Sindentosca adalah Jalu itu sendiri: ia merangkap sebagai vokalis, pencipta lagu, pengaransemen musik, dan manajer. Yang paling mengejutkan, lagu "Kepompong"-musik dan liriknya ia garap seorang diri di kamar kontrakannya. "Kecuali vokal, semua suara musik dalam lagu tersebut dihasilkan melalui program komputer, tetapi kemudian diaransemen ulang," kata Jalu.

Kini, lagu "Kepompong" sudah masuk dapur rekaman melalui Nu Buzz Network, sebuah komunitas bagi mereka yang ingin menyalurkan bakat dan kreativitas bermusik. Lagu "Kepompong" menjadi salah satu single andalan album kompilasi Nu Buzz 1.1 bersama sepuluh lagu lain. Pencapaian Sindentosca sudah merupakan prestasi tersendiri karena kini pecinta musik di tanah air sudah mengenal dan menyukai lagu "Kepompong".

Variasi genre

Namanya juga album kompilasi, pasti penuh warna. Meski semua lagu dalam album ini masih berkutat pada area pop, tetapi terdengar jelas adanya sentuhan variasi genre, seperti jazz, rap, punk, bahkan hip hop. Ini memang menjadi sesuatu yang tak bisa dihindari karena sebelas grup band dan penyanyi pengisi kompilasi Nu Buzz 1.1 membawa warna musik yang berbeda-beda.

Bersama Sindentosca, "pesawat" Nu Buzz 1.1 juga membawa serta Urban Vibe, grup band asal Bandung, yang beranggotakan Ferry Fernando (vokal/gitar), Don Alfred Mahulete (bas), dan Ivan Chandra Lesmana (drum). Grup band ini mencoba menawarkan harmoni musik pop dengan irama soul (black music) dan jazz.

Menurut Ivan, sebenarnya tidak ada band atau penyanyi luar yang benar-benar memberi influence secara dominan kepada Ubran Vibe. "Pengaruh itu lebih kepada masing-masing personel, ketika main bareng, ya semuanya melebur dan memberi warna musik kami seperti ini," kata Ivan.

Selain Urban Vibe, ada juga Coffee N Cream (Yogyakarta) dan The Ellise (Jakarta). Aliran musik yang diusung Coffee N Cream adalah sweet pop dengan konsep pop ceria dan ringan. Sementara The Ellise, mengusung musik pop yang banyak mendapat pengaruh dari band-band dan penyanyi solois retro seperti ABBA, Linda Ronstadt, Bee Gees, Koes Plus, Vinda Panduwinata, Benyamin Sueb, dan James Brown.

Nuansa akustik tampak terasa berkat kehadiran Drew(baca: dru) dan Adhitia Sofyan. Drew adalah grup band asal Jakarta dengan personel yang sudah punya komunitas sendiri dan sering tampil secara live acoustic di salah satu kafe di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Sementara Adhitia Sofyan, pria asal Solo, adalah penyanyi yang sangat mengandalkan konsep akustik dengan gitar andalannya.

Grup band asal Yogyakarta, Differ, mencampurkan warna musik funk, fusion, dan acid jazz. Sedangkan grup musik 2nd Clan dari Semarang mencoba menawarkan aliran hip hop yang riang dan mengentak-entak. Sementara Closehead, grup band yang cukup populer dari Bandung, bermain dalam irama punk rock.

Yang unik adalah kehadiran These R Fake, grup band beranggotakan empat orang mahasiswa ITB, yakni MissNerdie (looping/vokal), NastySaint (Vokal), Didit Tripping (gitar), dan Sherryta (drum). Mereka membawa aliran dance punk atau electroclash. Meski demikian, mereka sendiri mengaku ingin membuat ramuan musik yang sederhana dan unik, serta berbeda dari yang sudah ada, yakni ramuan rock dengan beat nakal elektronik.

Seperti halnya Sindentosca, These R Fake menghasilkan lagu lewat program komputer. "Pengalaman paling mengesankan dan sulit dilupakan bagi kami adalah lagu yang masuk kompilasi Nu Buzz tidak kami rekam di studio yang biasa untuk rekaman, tetapi di kamar kontarakan. Studionya adalah kamar kontrakan," kata NastySaint.

Lirik-lirik unik

Meski masih berceloteh tentang cinta, lirik tiap lagu dalam album kompilasi ini unik dan kadang menggelitik. Beberapa di antaranya (pada awalnya) terdengar norak, tapi setelah berkali-kali diputar, kok terdengar enak. Simak saja lirik lagu "Cewe Manja"-nya 2nd Clan. "Hai cewek manja//dasar anak mama //begitulah pacarku// bagaimana pun aku tetap sayang kamu…".

Atau lirik-lirik lagu Adhitia Sofyan dalam "Memilihmu". "Memilihmu perlu persiapan dan mental// Bagai memilih masuk ke sekolah unggulan// Memilihmu bisa makan waktu yang panjang// Satpam depan suruh aku ambil nomor tunggu…." Memang liriknya berisi ungkapan putus asa dan kepasrahan, tapi cukup membuat orang yang mendengarnya tertawa.

Lirik-liriknya tak melulu berisi ungkapan yang vulgar, realis, atau olok-olok. Ada pula yang liriknya cukup puitis. Lagu "Unromantic" milik Drew, termasuk salah satunya, "Aku tak perlu setangkai bunga mawar// atau menghitung bintang di tengah malam// tak perlu lagi ada lagu cinta// atau rangkaian puisi tentang kita…".

Terlepas dari berbagai kekurangan, lagu-lagu karya para pendatang baru dalam album ini cukup menjanjikan. Menurut Promotion Manager Nu Buzz Network, Ina Nurulita, proses pemilihan artis dan lagu yang masuk ke dalam Nu Buzz 1.1 tidaklah mudah. "Awalnya ada ratusan demo lagu yang masuk. Dari ratusan lagu yang dikirim oleh grup band dan penyanyi pendatang baru dari berbagai kota di tanah air itu kemudian "diperas" menjadi 21 lagu.

"Nah, 21 lagu inilah yang masuk daftar chart radio partner dan diputar secara regular selama hampir tiga bulan. Melalui request yang dikirim lewat SMS, para pendengar radio kemudian menentukan sebelas lagu favorit dan lahirlah album kompilasi ini," kata Ina menjelaskan.

Kita berharap, dari album "keroyokan" ini kelak lahir bintang baru, yang bisa lebih memberi semarak warna musik di tanah air. Bukankah dulu Coklat, Padi, dan Letto juga memulai perjalanan mereka di industri musik dari album kompilasi sampai akhirnya terkenal seperti sekarang juga? Siapa tahu, dengan diberi kesempatan sama, para pendatang baru ini bisa unjuk diri membuktikan bahwa mereka juga pantas jadi bagian penting dalam industri musik tanah air.


Tidak ada komentar: